Pendidikan

Kerajaan Aceh Mencapai Puncak Keemasan Pada Masa Pemerintahan

Aceh menjadi salah satu provinsi dengan kebudayaan Islam yang sangat kental. Sebelum mengalami keruntuhan, tentu saja Aceh pernah berada di masa jaya. Di bawah kepemimpinan siapa Aceh berjaya?

Soal

Kerajaan Aceh mencapai puncak keemasan pada masa pemerintahan …

Jawaban

Soal di atas memiliki jawaban pasti sesuai catatan sejarah. Jawabannya adalah Sultan Iskandar Muda.

Pembahasan

Masa keemasan pemerintahan Aceh terjadi di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda di abad ke-17. Kala itu, pemerintahan Aceh memiliki pengaruh yang kuat dalam bidang agama serta kebudayaan. Kehidupan masyarakat sehari-harinya juga damai dan bahagia.

Masa kejayaan inilah yang membawa julukan Serambi Mekkah bagi Aceh hingga sekarang ini. Namun, di samping itu, Aceh telah melewati sejarah panjang.

1. Berdirinya Kerajaan Aceh

Pada tahun 1514, Kerajaan Aceh berdiri di bawah kepemimpinan Sultan Ibrahim atau Sultan ali Mughayat. Kerajaan Aceh berkembang pesat di bawah kekuasaan beliau.

Wilayah Aceh pun semakin luas dan berhasil menaklukan sejumlah daerah Sumatera Utara, seperti Pasai dan Daya. Sejak tahun 1515, Aceh juga berani melakukan penyerangan terhadap Portugis di Selat Malaka.

Ketika melawan Portugis, Sultan Ali Mughayat Syah membutuhkan banyak kekuatan. Maka dari itu ia menyatukan banyak kerajaan kecil di bawah Kerajaan Aceh.

Supaya bertambah besar dan kokoh, Sultan Ibrahim membentuk komponen pertahanan keamanan angkatan darat dan laut. Selain itu, ia juga meletakkan dasar politik luar negeri dengan isi:

  • Menjalin persahabatan yang dekat dengan kerajaan Islam lainnya di Nusantara.
  • Menerima bantuan dari tenaga ahli pihak luar.
  • Mencukupi kebutuhan kerajaan secara mandiri, sehingga jangan sampai bergantung kepada pihak lain.
  • Meningkatkan kewaspadaan terhadap negara Barat.
  • Menyebarkan agama Islam dan berdakwah ke seluruh Nusantara.

2. Puncak Kejayaan Kerajaan Aceh

Masa emas Kerajaan Aceh adalah saat di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Kala itu, Aceh mencapai masa jayanya dan tumbuh menjadi kerajaan yang sangat besar. Bahkan, Aceh menguasai perdagangan Islam yang ada di Selat Malaka.

Aceh juga menjadi bandar transito yang menjadi penghubung perdagangan Islam Barat. Selama masa pemerintahannya, Sultan Iskandar Muda beberapa kali menyerang Kerajaan Johor dan Portugis di Semenanjung Malaka. Kerajaan ini juga menduduki daerah Pahang, Perlak, Indragiri, Aru, dan Kedah.

Ini membuat wilayah Kerajaan Aceh sangat luas. Masyarakat Nusantara mulai mengenalnya sebagai kota Islam terbesar dengan kebudayaan yang sangat kental.

3. Kemunduran Kerajaan Aceh

Pergantian kepemimpinan memang kerap memporak-porandakan suatu kerajaan, termasuk Kerajaan Aceh. Kemunduran Kerajaan Aceh juga berawal dari turunnya Sultan Iskandar Muda dari tahta.

Ia digantikan oleh Sultan Iskandar Thani yang merupakan menantunya. Sultan Iskandar Thani hanya menjabat sebentar karena wafat di tahun 1641 M.

Setelah turun tahta, ia digantikan oleh permaisurinya, yakni Putri Sri Alam Permaisuri. Sejak inilah, Kerajaan Aceh mengalami penurunan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, hingga sosial budaya.

Akhirnya, pada abad ke-20, Kerajaan Aceh runtuh karena sudah dijajah Belanda. Meskipun begitu, ini tidak menghapus sejarah Kerajaan Aceh beserta kemegahan dan kebudayaan Islamnya yang kental.

Jadi, Kerajaan Aceh mencapai puncak keemasan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Kini, banyak peninggalan kerajaan yang bisa ditemukan di Aceh.

Back to top button