Pendidikan

Mengapa Desa Selalu Dicirikan Dengan Kegiatan Agraris? Ini Jawabannya!

Mengapa desa selalu dicirikan dengan kegiatan agraris? Untuk soal ini dapat ditemukan pada pelajaran geografi untuk Sekolah Menengah Atas. Soal tersebut juga sudah masuk dalam kurikulum terbaru yang tentunya, dapat ditemukan pada kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Seiring berkembangnya waktu, tentu latihan soal semakin berkembang yang menyebabkan siswanya kebingungan untuk memahami soal yang diberikan. Hal ini, tentu dapat menghambat proses pembelajaran terutama saat ujian.

Soal

Mengapa desa selalu dicirikan dengan kegiatan agraris?

Jawaban

Desa selalu dijadikan dengan kegiatan agraris, dikarenakan memiliki lahan pertanian yang luas dibandingkan hidup di perkotaan. Umumnya lahan pada wilayah kota sempit karena padat dengan rumah penduduk dan aktivitas yang beragam, bahkan tidak tertuju pada pertanian.

Pembahasan

Dalam geografi pemukiman masyarakat ini dapat dibagi menjadi wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan. Tentu, keduanya memiliki ciri yang berbeda mulai dari kepadatan penduduk dan mata pencahariannya.

Indonesia menjadi negara berkembang yang mengharuskan terjadinya urbanisasi dari Desa menuju ke kota. Hal ini dikarenakan, agar masyarakat desa mendapatkan sumber mata pencaharian serta pendidikan yang lebih layak dan tinggi.

Interaksi antara desa dan kota sangat erat dan biasanya penduduk kota membeli kebutuhan pokok dari desa seperti beras dan sayuran. Hal ini dapat terjadi dikarenakan, lahan di kota sangat sempit, bahkan tidak dapat dipakai untuk perdagangan atau industri.

Klasifikasi Desa Berdasarkan Perkembangannya

Berdasarkan perkembangannya Desa diklasifikasikan menjadi tiga bagian. Setiap bagiannya tentu dapat memanfaatkan fasilitas dengan baik, agar desa tersebut dapat berkembang dengan pesat.

1. Desa Swadaya

Desa Swadaya sendiri merupakan desa yang Tertinggal karena masyarakatnya masih primitif dari daerah luar. Adapun desa ini memiliki penduduk yang sampai sekarang tetap menjalankan kebiasaan dari nenek moyang yang sesuai dengan adat istiadat yaitu bekerja sesuai kebutuhan primernya saja.

Desa seperti ini biasanya ditinggali sekelompok orang yang sudah menetap pada jangka waktu lama. Maka dari itu, tidak heran apabila pola pemikiran masih mengikuti leluhur dan tidak dapat berkembang mengikuti perkembangan zaman.

2. Desa Swakarya

Kedua ada desa swakarya yang dapat diklasifikasikan sebagai desa yang memiliki tingkatan lebih maju dibandingkan dengan Desa swadaya. Pada Desa Swadaya ini, masyarakat mulai mengerti mengenai perkembangan zaman dan memiliki pikiran lebih terbuka.

Masyarakat tetap mengedepankan adat istiadat, namun disesuaikan dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Untuk mata pencaharian sendiri, masyarakat mengedepankan lapangan pekerjaan yang ada. Sarana dan infrastruktur pada desa juga dilakukan pembangunan sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Desa Swasembada

Terakhir ada desa swasembada yang merupakan Desa berkembang atau maju. Tentu masyarakat pada Desa ini sudah bisa memanfaatkan sumber daya yang ada agar kegiatan pembangunan desa dapat terlaksana kan.

Pendidikan dan perekonomian pada desa ini tidak dikhawatirkan lagi, karena sudah berkembang sama seperti di perkotaan. Pemikiran masyarakat juga lebih modern dibandingkan dari kedua desa yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Sudah dijawab mengapa Desa selalu dicirikan dengan kegiatan agraris. Selain itu di atas juga dijelaskan terkait beberapa klasifikasi desa dari yang masih mengikuti zaman dahulu hingga modern.

Back to top button