Pendidikan

Pitik Walik Saba Meja Batangane, Teka-teki Berbahasa Daerah

Teka-teki aau tebak-tebakan berbahasa daerah di Jawa, terutama paling banyak di Jawa Tengah serta Jawa Timur, disebut dengan cangkriman. Untuk anak kelas VI SD, cangkriman termasuk dalam pelajaran muatan lokal. Soal berikut adalah salah satu contohnya.

Soal tentang Kemampuan Memahami Teka-teki Berbahasa Daerah

Pitik walik saba meja batangane……

  1. ondho
  2. serbet
  3. sapu sodo
  4. sulak
  5. sapu

Pilihlah satu jawaban yang tepat. Selanjutnya, jelaskan jenis-jenis teka-teki berbahasa daerah tersebut.

Jawaban Soal

Soal di atas adalah soal tentang cangkriman. Agar jawaban dapat dipahami secara umum, soal di atas perlu diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa Indonesia.

Pitik walik artinya “ayam yang bulunya terbalik”. Saba meja artinya “ada di meja”. Batangane artinya “tebakan (untuk)”. Kemudian, kata ondho memiliki arti “tangga”. Serbet adalah alat untuk mengelap atau potongan kain untuk membersihkan meja.

Sapu sodo berarti “sapu lidi”. Sulak sama artinya dengan “kemoceng”. Adapun untuk sapu artinya tetap “sapu”, yaitu alat yang biasanya terbuat dari ijuk dan dipergunakan untuk membersihkan lantai.

Dengan demikian, jawaban sesuai untuk soal tersebut yaitu poin d. Jawabannya sulak. Sulak adalah benda yang dimaksud dalam teka-teki tersebut. Benda yang serupa dengan ayam berbulu terbalik dan ada di meja adalah kemoceng/sulak.

Penjelasan Lebih Lanjut

Ketika mendengar anak-anak bermain cangkriman, banyak yang  berpikir bahwa cangkriman sangatlah sederhana sehingga mudah dimainkan. Walaupun sederhana, cangkriman sebenarnya memerlukan pemikiran yang serius untuk memainkan dan menebaknya.

Sampai sekarang masih banyak anak yang memainkan teka-teki berbahasa daerah ini ketika sedang berkumpul bersama teman-temannya. Apalagi, jenis cangkriman cukup beragam. Beberapa di antaranya yang masih sering dimainkan adalah beberapa cangkriman berikut:

1. Cangkriman Wancahan

Jenis cangkriman ini adalah sejenis teka-teki berupa kata-kata yang disingkat. Singkatan tersebut harus ditebak arti atau kepanjangannya.

Contohnya adalah langdikum ditasbir. Kata ini merupakan singkatan dari lulang dikum dientas njebibir. Artinya: kulit direndam, diangkat akan mengerut.

2. Cangkriman Blenderan

Jenis cangkriman ini merupakan kata-kata plesetan atau olok-olok yang harus ditebak artinya. Cangkriman ini akan membingungkan bila salah dibaca.

Contoh cangkriman blenderan adalah Ana gajah numpak becak, ketok apane? (Ada gajah naik becak, kelihatan apanya?) Jawabannya adalah Ketok goroe (Kelihatan bohongnya).

3. Cangkriman Pepindhan

Jenis cangkriman ini telah dicontohkan pada soal di atas, yaitu teka-teki berupa kemiripan dengan bentuk barang/objek. Berikut adalah contoh lainnya.

Kayu mati digubet ula mati (kayu mati dibelit ular mati), wangsulane, gangsingan (jawabannya adalah gasing). Sega sakepel dirubung tinggi (nasi sekepal dikerubuti kutu kasur), wangsulane, salak (jawabannya adalah salak).

Cangkriman sering dijadikan sebagai penghibur di waktu luang. Tidak hanya anak-anak yang menyukainya, orang tua pun sangat terhibur ketika memainkannya. Karena sifatnya yang menghibur, cangkriman pun sering muncul dalam naskah-naskah pertunjukan tradisional.

 

Back to top button