Pendidikan

Solah Bawa Tegese? Kunci Jawaban Bahasa Jawa Materi Tembung Saroja

Setiap sekolah pastinya memiliki mata pelajaran bahasa daerah tersendiri, tidak terkecuali siswa di pulau Jawa. Para siswa nantinya akan menemukan pertanyaan solah bawa tegese apa? Pertanyaan tersebut termasuk ke dalam materi tembung saroja.

Soal

Solah bawa tegese …

Jawaban

Dalam bahasa Jawa artinya adalah sikap, tindak tanduk, atau tingkah laku.

Penjelasan

Ketika belajar bahasa Jawa, para siswa akan menemukan berbagai macam materi. Satu contohnya adalah basa rinengga, yaitu bahasa yang disusun dengan menggabungkan kata satu dengan lainnya.

Tujuan dari penggunaan basa ini adalah untuk menambah keindahan kalimat agar seperti kiasan pada peribahasa atau pantun. Basa rinengga sendiri memiliki 9 jenis, di antaranya sebagai berikut ini.

  • Wangsalan. Kalimat teka teki mirip cangkriman. Lalu untuk jawaban dari kalimat permainan ini sendiri sudah disebutkan dalam bentuk kata dengan kemiripan kata.
  • Tembung Entar. Merupakan kata atau kalimat yang biasanya dipakai untuk kata kiasan atau ungkapan. Contohnya abang kupinge yang artinya marah sekali.
  • Tembung Saroja. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah dua kata yang artinya mirip, lalu digabungkan dan dipakai bersamaan. Fungsinya adalah mempertegas dan membuat jelas makna dari kata pertama yang terucap.
  • Paribasan. Adalah sebuah kata atau kalimat yang mempunyai arti tertentu tanpa mengubah makna. Untuk contohnya seperti ancik-ancik pucuking eri, ana catur mungkur, dan lainnya.
  • Parikan. Mirip pantung dengan dua kalimat. Untuk jumlah suku kata dari kalimat satu dan kedua sendiri sama. Misalnya mangan onde-onde campur susu, urip digawe santai rasah grusa grusu.
  • Purwakanthi. Memiliki arti urutan suara dalam kalimat, dimana ada kaitannya dengan suasana hati. Sebagai contohnya adalah mandhep, mantep, melu maratua, mangan ora mangan.
  • Bebasan. Jenis basa rinengga ini mirip dengan paribasan, akan tetapi fokusnya sendiri adalah menggambarkan keadaan dan mengandaikan sifat yang dimiliki manusia.
  • Pepindhan. Dapat disimpulkan dengan arti yang tidak sebenarnya dari kalimat. Biasanya pepindhan ini dipakai mengandaikan sifat, tingkah laku dan rupa.
  • Saloka. Bisa dikatakan jika jenis inipun mirip bebasan dan paribasan. Akan tetapi Saloka sendiri fokusnya adalah memberikan gambaran subjek atau manusia.

Contoh Tembung Saroja

Solah bawa sendiri termasuk ke dalam tembung saroja.  Dalam percakapan bahasa Jawa sehari-hari, ada banyak contoh tembung saroja, contoh seperti berikut ini beserta artinya.

  • Welas asih = belas kasih
  • Kukuh bakuh = kuat
  • Sayuk rukun = rukun sekali
  • Adiluhung = bernilai tinggi
  • Dhawuh timbalan = perintah
  • Edi peni = indah sekali
  • Jungkir walik = jungkir balik
  • Babak bundas = terluka parah
  • Andhap asor = rendah hati
  • Tepa palupi = contoh

Tembung saroja ini tidak hanya dapat berdiri sendiri, namun juga sering disambungkan dalam kalimat sehari-hari. Berikut contoh tembung saroja jika sudah digabungkan dalam sebuah kalimat bahasa Jawa.

  • Bu Wagiyem tansah sumeh lan grapyak semanak marang tangga teparo uga wong liyo. (Ibu Wagiyem selalu murah senyum dan ramah pada tetangga dan semua orang).
  • Bapak nembe gugur gunung mbangun pos kamling wonten prapatan. (Bapak sedang gotong royong membangun pos kamling di perempatan).
  • Dadi anak iku kudu andhap asor marang wong tuwo. (Jadi anak itu harus rendah hati kepada orang tua).

Demikianlah jawaban dari pertanyaan solah bawa tegese apa, beserta dengan penjelasan lengkapnya. Juga contoh-contohnya dan penerapan dalam kalimatnya, dengan begitu tidak akan merasa kebingungan nantinya.

Back to top button