Pendidikan

Ajaran Islam Bukan Hanya Mementingkan Soal Akhirat, Tetapi Juga Soal Dunia, Siapa Pemikirnya?

Pada bab Pembaruan Islam, pasti akan ada pembahasan mengenai tokoh-tokoh yang memiliki sejumlah pemikiran tentang pendidikan. Salah satu tokoh mengusulkan pemikirannya bahwa urusan dunia juga penting dalam ajaran Islam. Siapakah tokoh tersebut? Simak jawabannya berikut:

Pertanyaan

Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat, tetapi juga soal dunia. Umat Islam juga harus memperhatikan kehidupan dunia.Pemikiran ini dikemukakan oleh …

Jawaban

Jawaban dari pertanyaan tersebut dikemukakan oleh Rifa’ah Baidawi Rafi’ Al-Tahtawi atau yang dikenal dengan Rifa’ah Al-Tahtawi. Beliau adalah seorang tokoh ulama dalam pembaruan Islam di Mesir.

Ulama yang lahir pada tahun 1801 ini memiliki beberapa pemikiran di berbagai bidang yang berbeda. Adapun bidang-bidang tersebut antara lain:

  • Bidang ekonomi
  • Ijtihad dan sains modern
  • Bidang pemerintahan
  • Patriotisme
  • Bidang kesejahteraan
  • Bidang pendidikan

Penjelasan

Dalam bidang pendidikan, salah satu pemikirannya yang terkenal mengemukakan bahwa Islam tidak mengajarkan umatnya untuk mementingkan urusan akhirat saja, tapi juga urusan dunia. Maksudnya, manusia harus mampu menyeimbangkan urusan akhirat dan dunia, tidak hanya memprioritaskan salah satunya.

Persoalan ini telah Rasulullah SAW jelaskan dalam sabdanya, bahwa orang yang terbaik bukanlah mereka yang meninggalkan urusan dunia untuk urusan akhirat semata, dan begitupun sebaliknya. Sebab, dunia merupakan perantara menuju akhirat.

Melihat hadits di atas, maka jelas bahwa kehidupan dunia juga perlu untuk diperhatikan selain kehidupan akhirat. Nabi Muhammad SAW tak pernah mencontohkan pada umatnya untuk berlebih-lebihan dalam beribadah dan melupakan kehidupan dunia.

Allah SWT juga menjelaskan dengan tegas melalui surat Al-Qashash, tepatnya ayat 77 perihal kepentingan urusan dunia di samping urusan akhirat.

Isinya memerintahkan manusia untuk mencari kenikmatan di akhirat yang telah dianugerahkan. Namun jangan lupa dengan kenikmatan duniawi serta berlaku baik kepada orang lain. Manusia juga dilarang membuat kerusakan di muka bumi.

Islam memandang buruk umatnya yang mementingkan kehidupan akhirat saja, namun melupakan kehidupan dunianya. Begitu pula sebaliknya, sehingga harus bersikap seimbang antara keduanya.

Dunia sejatinya merupakan sarana yang nantinya mengantarkan umat manusia ke akhirat. Ada ungkapan berbunyi “ad-dunya mazra’at al-akhirah” yang berarti dunia adalah ladang akhirat.

Maksudnya, manfaatkan dunia sebagai ladang untuk menanam amalan baik agar bisa dipanen di akhirat. Apabila amalan yang ditanam berupa bibit yang buruk, maka hasil yang dipanen nanti juga pasti buruk.

Bibit buruk tersebut berupa amalan-amalan yang melanggar perintah Allah dan senantiasa berbuat dosa. Sehingga nantinya di akhirat, yang dipanen juga hasil yang buruk, yakni berupa hukuman-hukuman yang telah dijanjikan.

Itulah jawaban serta penjelasan atas pemikiran Rifa’ah Baidawi Rafi’ Al-Tahtawi yang mengatakan bahwa urusan dunia juga sama pentingnya dengan akhirat. Dengan kata lain, keduanya haruslah seimbang dan tidak condong di salah satunya saja.

Back to top button