Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara, Sistem Pendidikan Barat Mengedepankan Rasio

Menurut Ki Hajar Dewantara, sistem pendidikan barat mengedepankan rasio dan ilmu pengetahuan tanpa adanya? Untuk menjawab soal tersebut, berikut ini akan disajikan uraian penjelasan dan jawabanya.

Soal

Menurut Ki Hajar Dewantara, sistem pendidikan barat mengedepankan rasio dan ilmu pengetahuan tanpa adanya…

A. Pendidikan emosional dan kecerdasan

B. Pendidikan olah rasa dan pendidikan intelektual

C. Pendidikan intelektual dan emosional

D. Pendidikan emosional dan olah rasa

Jawaban untuk pertanyaan di atas adalah D. Pendidikan emosional dan olah rasa.

Penjelasan

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan barat kurang dalam mengembangkan pendidikan nasional dan olah rasa. Bapak pendidikan Indonesia ini memiliki pendapat demikian, karena bangsa barat hanya mengedepankan rasio dan ilmu pengetahuan saja. 

Ungkapan ini dapat ditemui pada buku post test modul jilid 2 tentang mendidik dan mengajar. Pendidikan emosional dan olah rasa juga penting diterapkan dalam pendidikan setiap manusia. 

Ilmu pengetahuan tanpa emosional akan menjadi kaku dan tidak berperikemanusiaan. Setiap manusia diharuskan untuk bisa mengelola perasaan emosional yang dimiliki. 

Pendidikan bangsa barat kurang menerapkan poin ini di dalam proses belajar mengajar. Alhasil, akan sering dijumpai siswa-siswa dengan temperamen dan karakter yang buruk. 

Tenaga pendidik di sana hanya menekankan pada kebenaran ilmiah, teori, dan praktik konkrit. Padahal pendidikan emosional dan olah rasa, tidak kalah pentingnya dengan itu semua. Siswa akan diajarkan tentang bagaimana mengaitkan ilmu pengetahuan dengan emosi yang dimiliki. 

Guru dan tenaga pendidik bertugas untuk memberikan pendidikan terkait pengendalian emosi. Sehingga setelah siswa mampu untuk terjun dalam masyarakat, siswa tersebut akan memiliki karakter yang luhur. 

Tentunya untuk memberikan pendidikan emosional dan olah rasa, tenaga pendidik diharapkan untuk memperoleh kemampuan ini. Tenaga pendidik diharuskan memiliki kontrol emosi yang baik. 

Pendidik harus mampu menumbuhkan empati dan simpati pada siswa, agar menjadi pribadi yang memiliki perasaan. Selain itu, pendidik harus bisa mengajarkan tentang cara mengendalikan emosi dalam diri siswa. 

Hal ini karena selain berkaitan dengan pembinaan hubungan, kontrol emosi akan berpengaruh pada pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, pendidik harus bisa menanamkan keduanya pada diri siswa. 

Sehingga pada akhirnya generasi yang terbentuk bukan hanya yang memiliki bekal ilmu saja. Melainkan generasi yang juga memiliki hati nurani, baik itu pada sesama dan lingkungan. 

Dengan demikian siswa juga akan memiliki karakter yang kuat. Sehingga bisa membangun dan mendidik generasi-generasi emas yang bisa menyokong negeri. Jika sudah demikian, maka impian Indonesia menjadi bangsa maju akan segera terlaksana. 

Kesimpulan

Pendidikan emosional dan olah rasa merupakan komponen yang tidak boleh dilupakan oleh tenaga pendidik. Siswa diharuskan untuk bisa memiliki keduanya. Hal ini bertujuan agar suatu karakter yang dibentuk nantinya bisa baik bagi negeri atau sesama. 

Back to top button