Pendidikan

Raja Kerajaan Siak yang Memimpin Rakyat Untuk Melawan VOC Adalah

Raja Kerajaan Siak yang memimpin rakyat untuk melawan VOC adalah siapa? Pertanyaan ini mungkin akan muncul saat mengikuti mata pelajaran IPS khususnya Sejarah. Tentu untuk yang belum mengetahui siapa tokoh sejarah pemberani itu pasti akan mencari tahu nama tokoh tersebut.

Pada pembahasan kali ini akan dibahas siapa tokoh pemberani yang mampu menjadi teladan dan motivator para calon pemimpin yang patut dibanggakan. Nah, simak pembahasan mengenai materi ini pada paragraf berikut.

Soal

Raja Kerajaan Siak yang memimpin rakyat untuk melawan VOC adalah

A. Aru Palaka

B. Sultan Hasanuddin

C. Sultan Nuku

D. Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah

E. Pangeran Arya Purbaya

Jawaban

D. Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah

Pembahasan

Raja Kerajaan Siak yang memimpin rakyat untuk melawan VOC adalah Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Beliau merupakan salah satu pahlawan yang memperjuangkan keadilan rakyat dengan melawan VOC di Riau.

VOC merupakan sebuah perusahaan dagang yang didirikan oleh Belanda pada sekitar abad ke-17 sampai 18. VOC ini tentu memiliki tujuan yang sangat menguntungkan untuk pihak Belanda. Mereka memiliki tujuan untuk menguasai kekayaan Indonesia yang kaya akan rempah dimana barang tersebut tidak ada di negara asal mereka.

Pada masanya, VOC memiliki kedudukan yang kuat baik dari segi ekonomi maupun politik. Namun ada saat dimana VOC ini akhirnya dibubarkan karena adanya hal yang menyeleweng, seperti adanya korupsi, banyaknya pesaing sampai adanya perubahan sistem politik.

VOC ini memang berdiri karena ingin menguasai Malaka  yang memang sangat strategis dan menggiurkan untuk lokasi perdagangan. Awalnya VOC mengiming-imingi dengan tawaran akan mengusir Portugis, namun pada akhirnya VOC mulai menunjukkan boroknya.

Perusahaan dagang ini mulai mendirikan benteng dengan seperangkat senjata dan juga mengintimidasi beberapa kesultanan di kawasan Malaka termasuk wilayah Riau. Tindakan mereka semakin semena-mena dan akhirnya Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah melakukan perlawanan, dimana Beliau ini merupakan Raja Kesultanan Siak Sri Indrapura pada masa itu.

Sayangnya, Sultan Abdul Jalil akhirnya meninggal saat perlawanan masih berlangsung yaitu pada 1744. Walaupun begitu, beliau telah berhasil dalam perlawanan sebelumnya yang mendapatkan Johor kembali dan juga membangun benteng di Pulau Bintan.

Sepeninggal Sultan Abdul Jalil

Namun, sepeninggal Sultan Abdul Jalil perlawanan masih berlanjut yang akhirnya kepemimpinan diteruskan oleh Muhammad Abdul Jalil yang merupakan putra dari Sultan Abdul Jalil.

Awalnya, perlawanan bisa dikatakan gagal pada kepemimpinan Sang Putra karena pertahanan benteng VOC yang memang berlapis dan sangat kuat. Namun, Muhammad Abdul Jalil tentu tidak mudah menyerah dan mengatur siasat baru.

Siasat ini dikenal dengan nama “Siasat Hadiah Sultan”. Disebut dengan istilah tersebut karena siasat ini memang dilakukan dengan memberikan hadiah kepada VOC, karena Sultan Siak kala itu berpura-pura untuk berdamai dengan VOC.

Dengan siasat tersebut, menghasilkan sebuah kemenangan dengan membakar loji atau bangunan VOC saat keduanya sedang melakukan perundingan. Walaupun kemenangan ini tetap belum mengalahkan VOC yang ada di Malaka sepenuhnya.

Back to top button