Pendidikan

Perkecambahan Epigeal dan Hipogeal Dibedakan Berdasarkan Letak? Ini Jawabannya!

Perkecambahan epigeal dan hipogeal dibedakan berdasarkan letak? Ini merupakan salah satu bentuk soal yang dipertanyakan dalam mata pelajaran biologi.

Awal kehidupan tumbuhan akan berawal dari benih, biji, atau organ reproduksi lain yang mengalami perkecambahan. Ada dua jenis perkecambahan yang dikenal, yaitu epigeal dan hipogeal.

Soal Esai

Perkecambahan epigeal dan hipogeal dibedakan berdasarkan letak …

Jawaban Soal

Sebelum menjawab soal di atas, perlu dulu dipahami apa itu perkecambahan epigeal dan hipogeal. Setelah itu, jawaban soal akan lebih mudah dipahami.

1. Perkecambahan Epigeal

Kata epigeal berasal dari kosa kata bahasa Yunani, yaitu epi yang memiliki arti “atas”. Jadi, perkecambahan epigeal dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan biji yang kotiledonnya akan naik menembus permukaan tanah. Kotiledon adalah bakal daun yang pembentukannya terjadi pada embrio.

Perkecambahan epigeal terjadi ketika bakal batang yang berada di bawah kotiledon tumbuh memanjang ke arah atas. Contoh perkecambahan epigeal pada tumbuhan, di antaranya adalah pepaya, labu, dan bunga matahari.

2. Perkecambahan Hipogeal

Dalam bahasa Yunani, kata hipo diartikan sebagai “bawah”. Dengan begitu, pertumbuhan biji di mana kotiledonnya tetap berada di dalam tanah disebut perkecambahan hipogeal.

Jenis perkecambahan ini terjadi ketika batumbuh kal batang yang berada di atas kotiledon memanjang dan kemudian mendorong bakal daun keluar dari permukaan tanah. Contoh pertumbuhan hipogeal terjadi pada tumbuhan kacang polong, jagung, dan gandum.

Berdasarkan penjelasan ini, disimpulkan bahwa perkecambahan epigeal dan hipogeal dapat dibedakan dari letak kotiledonnya. Biji atau benih dapat tumbuh karena memanfaatkan cadangan nutrisi di kotiledon bijinya. Berdasarkan pergerakan kotiledonnya, perkecambahan dibagi menjadi dua seperti yang disebutkan pada soal di atas.

Penjelasan Tambahan

Ada beberapa faktor penting yang diperlukan agar calon tumbuhan bisa melewati fase perkecambahan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Air, merupakan faktor yang sangat diperlukan agar perkecambahan dapat memecahkan dormansi biji. Ketika air memasuki biji, hormon giberelin menjadi aktif. Pada akhirnya nanti akan terbentuk energi yang mendukung embrio tumbuh.
  • Oksigen, konsentrasinya sangat diperlukan untuk melanjutkan proses perkecambahan yang terkait dengan keberlangsungan proses oksidasi cadangan makanan untuk menghasilkan energi.
  • Suhu, berperan penting dalam mempengaruhi kerja enzim-enzim yang berpengaruh pada berbagai reaksi kimia selama perkecambahan terjadi. Masing-masing enzim memiliki suhu optimum. Dengan begitu, suhu yang diperlukan tiap tumbuhan untuk tumbuh pun berbeda-beda.
  • Cahaya, dibutuhkan tumbuhan untuk menstimulasi proses perkecambahan. Misalnya, cahaya merah akan memicu proses perkecambahan pada tumbuhan selada. Tumbuhan sanggup merespons cahaya karena adanya reseptor yang disebut fitokrom.

Sampai di sini dapat dipahami bahwa perkecambahan epigeal dan hipogeal dibedakan berdasarkan letak kotiledonnya.

Perkecambahan akan berada di tingkat maksimalnya pada suhu dua puluh lima hingga tiga puluh derajat celcius. Oleh karena itu, pada suhu ekstrem, benih atau biji akan sukar untuk tumbuh.

Back to top button